Kulempari semua benda yang didepanku. Ku coret coret paras ayumu di foto yang tertempel indah di
cermin riasku. Amarahku tak terbendung lagi. Malu, kesal, kecewa dan sedih tak
dapat ditahan. Tak terpikir olehku mengapa kau setega ini. Lantas, apa arti dari
semua ini?? 3 tahun sudah kau dan aku selalu berasama sama. Bahkan kau dan aku
seperti perangko dan surat tak dapat terpisahkan. Ternyata selama ini aku
salah. Aku telah masuk kedalam perangkap “manis”mu.
******
Awalnya ku pikir kau sama seperti teman-teman yang lain.
Yang hanya mau berteman dengan mereka yang derajatnya sama atau lebih tinggi.
Tapi ternyata dugaanku salah. Kau bahkan ramah sekali dengan anak seorang
angkringan seperti aku.
“hai, kamu yang namanya Zahra itu kan?”
“emm iy... iyaa”
“kenalin aku Bernita” sambil menjulurkan tangan
Dari perkenalan singkat itulah aku mulai mengenal sosok yang
menjadi sehabat ku selama 3 tahun. Semenjak saat itu aku dan Bernita menjadi
akrab dan saling tukar informasi tentang apapun yang kita sukai. Dan semenjak
itulah Bernita selalu mempromosikan warung
angkringan milik orang tuaku, berkat promosinya alhamdullilah warung orang
tuaku semakin hari semakin ramai. Mungkin aku berhutang budi padanya. Setiap
hari aku selalu berangkat bersama dengan nya. Bersepeda bersama?? Hahaha..,
tentu saja tidak. Setiap pagi Ita,
sapaan kesayangaku padanya dan sopir pribadinya sudah siap siaga di depan gang
menuju rumahku. Maklum lah mana muat mobil mewah seperti itu melewati gang
tikus ini. Mungkin saking baiknya Ita,
kadang ketika pulang sekolah aku dan Ita sering mampir di mall mall untuk
sekedar makan ataupun jalan jalan. Jika melihat semua ini aneh rasanya. Ko ya
ada gitu lho anak orang kaya sebaik dia.
Hari berganti hari. Bulan berganti bulan. Tak terasa sebentar
lagi akan diadakan Ujian Akhir Semester yang pertama. Satu minggu penuh aku dan
Ita rajin belajar kelompok di rumah Ita.
“ini gimana sih caranya, Ra??”
“ini gimana sih caranya, Ra??”
“ooh ini, caranya mencari nilai X-nya dulu baru dikuadratkan”
“oooh.. begitu aku coba dulu ya”
****
Ujian Akhir Semester pun tiba. Sayang sekali aku dan Ita
tidak satu ruang. Tapi tak apa yang penting hati ku selalu satu ruang dengan
Ita. Alhamdullilah, semua yang dipelajari saat belajar kelompok 90% keluar
semua.
*hari terakhir Ujian*
“Hallo Zahraaaaaaaaaa” sapa Ita didepan gerbang sekolah
“nyapanya jangan keras-keras. Berisik tauk..!”
“hehehe... iya deh iya, oh iya hari ini kan hari terakhir
Ujian. Gimana kalo nanti pulang sekolah kita me-refresh otak dan pikiran kita, gimana?”
“eemm.., emangnya mau kemana?”
“ya kemana ke yang penting kita senang”
“eemm.. boleh deh boleh”
“yeeeee.... asyiik, sampai ketemu nanti siang Zahraaaa”
*Saat pulang sekolah*
“Selamat siang putri Zahra Kamellia”
“iih panggilnya biasa aja kali -_-“
“hahaha.. iya deh iya. Oia jadi kan kita?, yuk berangkat
sekarang keburu sore nih”
Saat berada didalam mobil aku dan Ita banyak bercerita, bahkan
kadang naluri narsis kita muncul
ketika melihat lensa kamera handphone. Tak terasa kita mobil yang membawa aku
dan Ita sudah sampai di parkiran tempat bermain. Disana aku dan Ita hampir
mencoba semua wahan permainan yang ditawarkan. Sampailah kita didepan box
“eeh Ra, coba deh liat yang didepan kita ini apa?”
“didepan kita??, photobox maksud kamu?”
Dengan wajah yang berseri seri “iyaaaa...”
“trus kenapa kalo didepan kita ada photobox?”
“masuk yuuk”
“aah.., enggak ah males”
“ayo, coba dulu kan asiik”
“ya udah deh, demi kamu”
“ayoo donk Ra bergaya, 1.. 2.. 3.. chreees J,
lagi Ra lagi”
“udah ah jangan banyak banyak”
“iyee, ini juga udah selesai ko tinggal nunggu jadinya aja”
“hmmm...”
“nih fotonya udah jadi buat kamu satu, dirawat baik baik
kalo perlu dilaminating juga bagus,
hehehe”
“iya iya bawel, udah ah pulang yuk, udah sore”
“siap komandan”
Saat perjalanan pulang, aku dan Ita tak banyak bicara
mungkin karena badan sudah lelah dan sudah capek. Perjalanan dari tempat
bermain ke rumah memang memakan waktu yang lumayan lama. Kesempatan ini aku
gunakan untuk tidur sejenak. Hoooaam., saat kubuka mata ternyata sudah sampai
di gang depan rumah. Secepat mungkin aku turun dari mobil. Saat akan memasuki
gang tiba tiba Ita memanggilku.
“Raaa.., tunggu dulu”
“ya, kenapa ta?”
“em, ini aku Cuma mau ngasih undangan, datang ya besuk Sabtu
ke rumah J”
********************************************************************************
Tidak ada komentar:
Posting Komentar