Semoga kau dan aku dapat bersatu
kembali
Atau setidaknya kita tidak lost conctac (amiin)
Ku tiup lilin didepanku hingga
padam sontak saja cahay yang kulihat padam hanya menyisakan sinar rembulan yang
malam itu sedang purna. Ku biarkan malam ini sunyi tanpa penerangan lampu.
Gegas ku tarik selimut dan ku biarkan mimpi mimpi menari indah di alam tidurku.
Pagi harinya sebetulnya aku enggan keluar kamar jangan kan itu turun dari dipan
saja aku enggan. Tapi karna jam alarm alamiku alias suara ibu sudah terdengar nyaring terpaksa ku langgahkan kaki
menuju lantai bawah dengan gontai dan malas. Dibawah ku disambut senyum tulus
dari kedua orang tua dan anehnya mengapa Ferly adik laki laki ku ikut tersenyum
nyengir, entahlah. Minggu pagi adalah hari yang menyenangkan dibandingkan “6 saudara harinya”. Pagi ini aku dan
Ferly mengayuh sepeda kita menuju Jl. Slamet Riyadi. Yap kita mau ikutan CFD
disana mungkin aja dengan itu aku dapat meulpakan bebanku. Enggak butuh waktu
lama ko, 10 menit berlalu kita udah sampai disana dan ngeliat aneka ragam wajah
manusia. eh tunggu sebentar ku hentikan kayuhan pedalku. Ku lirik lagi ke arah
barat. Kuperhatikan dengan seksama. Dalam hati bersorak sorak riang kegirangan.
Tapi kegembiraanku sirna ketika ku lihat lagi disampai pria itu aah, iya
perempuan itu kan pacar baru nya. Aah, mereka memang cocok :’), langgeng ya
kalian berdua :’). Ah bodoh mengapa aku mengucapkan itu. Seharusnya kan aku
membenci perempuan itu, perempuan yang telah merusak hubunganku dengan laki
laki itu, tapi ini kenapa aku seperti bahagia melihat mereka berdua. Sudahlah,
biarkan saja mereka. Ku toleh kebelakang aah iya Ferly muka nya sudah berubah
menjadi monster yang mungkin akan memarahi ku karana aku terlalu lama berhenti.
Haha, melihat wajah seramnya itu perasaan itu pun sirna. 1 jam di jalan itu aku
dan Ferly langusng pulang mungkin sudah capek. Sampai dirumah aku segera
bersihkan badanku lalu mengerjakan semua tugasku yang terbengkalai. Membantu
mbak Jum membuat makan siang. Sore hari, ketika udah mempersiapkan posisi untuk
tidur tiba tiba aku teringat janji. Iya, janji untuk menemani Ferly hunting foto
saat saat senja. Dia bilang senja itu indah ka, siapa saja yang menikmatinya
akan dibuat terpesona dan melupakan kekacauan hidunya. Sebetulnya malas aku
menemani dia, tapi karna tak tega aku melihat wajah melasnya. Dan benar saja
apa yang dikatakan Ferly. Aku terpesona dengan keindahan ciptaan Tuhan itu.
Kami menghabiskan 1 jam. Sampai dirumah aku tak banyak bicara aku bergegas
menuju kamar. Ku tinggalkan Ferly yang tengah sibuk menceritakan dan memamerkan
hasil eksperimennya kepada Ayah dan Bunda di ruang tengah. Tak banyak yang ku
lakukan di kamar ku. Aku hanya berdiam, merenung dan sesekali mengusap mata
yang ku rasa ada air mata yang telah jatuh. setelah makan malam pun aku hanya
merenung tak banyak melakukan aktivitas lain. Aku hanya menatap kosong sebuah
lilin yang tengah menyala dan menerangi kamarku. Entah sejak kapan aku mulai
melakukan ritual aneh ini. ritual dimana aku memanjatkan harapan
harapan ‘sampah’ itu. Ya walaupun aku tahu ritual
ini tak mungkin terjadi.
Tuhan, walaupun dia udah punya
yang lain tapi bolehkan aku dan dia menjadi teman dan tidak lost contack
seperti ini. Tuhan, ku mohon jagalah dia selalu dan lindungilah dia, kuatkanlah
dia, mudahkan jalannya, jangan hapus senyumnya Tuhan (amin)
kesekian kalinya aku meniup lilin itu dengan perlahan :""